KafeBerita.com, Blitar – Menyambut Idul Adha 1445 H, Pemerintah Kota Blitar mengambil langkah antisipatif mengerahkan 60 tenaga medis hewan profesional. Pasukan khusus ini bertugas mengawal proses kurban dari hulu ke hilir, memastikan hanya hewan yang sehat yang sampai ke meja makan warga.
Ini bukan sekadar operasi rutin. DKPP Kota Blitar sengaja mendesain strategi ini sebagai benteng pertahanan melawan ancaman penyakit zoonosis seperti antraks dan PMK yang bisa melompat dari hewan ke manusia.
“Tim gabungan ini terdiri dari dokter hewan internal kami ditambah para ahli dari PDHI Jatim VIII,” jelas Jeti Novita, Kabid Peternakan DKPP Kota Blitar.
“Tim akan memantau kondisi kesehatan hewan kurban di setiap kelurahan, khususnya di lokasi penyembelihan yang dilakukan masyarakat,” sambung Jeti, Senin (13/5/2025).
Mekanisme pengawasan mereka terbagi dalam dua lapis ketat:
- Pemeriksaan pra-penyembelihan (ante-mortem) untuk mendeteksi gejala penyakit
- Pemeriksaan pasca-penyembelihan (post-mortem) yang membedah organ dalam seperti hati dan paru-paru
Fokus utama tim saat ini tertuju pada Pasar Hewan Dimoro, pusat perputaran ternak terbesar di Blitar yang ramai dikunjungi calon pekurban.
“Kami ingin memastikan hewan kurban yang dipotong benar-benar sehat, dagingnya aman dikonsumsi, dan tidak membawa penyakit menular,” tambah Jeti menegaskan komitmennya.
Respons masyarakat sungguh menggembirakan. Para takmir masjid mengaku lega dengan pendampingan profesional ini. “Dengan sistem pengawasan seperti ini, kami bisa berkurban dengan hati tenang,” ujar salah satu panitia kurban di Kelurahan Sukorejo.
Kehadiran tim medis hewan ini menjadi jaminan bahwa tradisi kurban tidak hanya bernilai ibadah, tapi juga menjunjung tinggi aspek kesehatan masyarakat. Sebagai mana tahun-tahun sebelumnya hampir di setiap kampung di Kota Blitar menyelenggarakan kurban, begitu pula pada Idul Adha 2025 yang jatuh pada Jumat 6 Juni 2025 diprediksi makin banyak masyarakat yang ikut berkurban baik itu sapi atau kambing.