BLT DBHCHT Kembali Disalurkan Dinsos Kabupaten Blitar, 4.819 Buruh Tembakau Terima Rp 300 Ribu Perbulan

KafeBerita.com, Blitar Pemerintah Kabupaten Blitar kembali menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) kepada ribuan buruh sektor pertembakauan. Tahun ini, sebanyak 4.819 pekerja mulai dari buruh tani cengkeh hingga karyawan pabrik rokok akan menerima bantuan sebesar Rp 300 ribu per bulan selama enam bulan kedepan berturut-turut.

Program yang dijalankan oleh Dinas Sosial Kabupaten Blitar ini bukan sekadar bentuk bantuan sosial, melainkan pengakuan atas kontribusi besar para pekerja tersebut dalam industri hasil tembakau yang menjadi salah satu penyumbang cukai terbesar di Indonesia.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Blitar, Yuni Urinawati mengatakan bahwa buruh pertembakauan memiliki peran sentral dalam rantai produksi yang menyumbang pendapatan negara.

“Mereka adalah bagian penting dari proses produksi rokok, yang pada akhirnya menjadi sumber utama penerimaan cukai. Artinya, mereka ikut menyumbang pada besarnya DBHCHT yang kita terima,” terangnya Yuni Urinawati, Rabu (2/7/2025).

Yuni menjelaskan bahwa berdasarkan dasar logis dan moral itulah, negara mengalokasikan sebagian dari DBHCHT kembali kepada buruh tembakau.

“Bantuan ini adalah bentuk timbal balik negara kepada mereka yang berkontribusi langsung dalam industri tembakau, para buruh pabrik rokok seperti pelinting dan lainnya memegang rantai penting dalam produksi,” ujarnya.

Program BLT DBHCHT ini telah dijalankan sejak tahun 2023 dan terus dilanjutkan hingga 2025 sesuai kebijakan pemerintah pusat. Saat ini, proses verifikasi penerima masih berlangsung guna memastikan penyaluran bantuan benar-benar tepat sasaran.

“Kami pastikan hanya yang benar-benar bekerja di sektor tembakau dan memiliki KTP Kabupaten Blitar yang akan menerima bantuan,” ungkap Yuni.

Dinsos juga bekerja sama dengan Bank Jatim untuk proses pencairan. Dana akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima, dan pengawasan lapangan akan terus dilakukan agar penyaluran berlangsung transparan dan akuntabel.

Yuni menambahkan, program ini diharapkan dapat membantu para buruh mempertahankan penghidupan mereka di tengah naiknya biaya kebutuhan pokok.

“Bantuan ini bukan hanya untuk meringankan beban ekonomi, tapi juga sebagai bentuk perhatian dan keberpihakan pemerintah terhadap kelompok buruh yang selama ini berada di balik industri besar,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *