Kampus UPR Hadir di Tengah Petani, Bawa Solusi Inovatif Atasi Limbah Buah Naga

KafeBerita.com, Palangka Raya – Universitas Palangka Raya (UPR) menghadirkan inovasi teknologi tepat guna yang memberi manfaat langsung bagi petani. Melalui program pengabdian masyarakat Tim “NGOLAH LIMBAH”, berisikan dosen dan mahasiswa mengajarkan cara mengolah limbah batang buah naga menjadi pakan unggas murah dengan memanfaatkan alat pencacah bertenaga surya.

Kegiatan tim pengabdian masyarakat Ngolah Limbang mengikutsertakan kelompok tani, perangkat desa, serta masyarakat sekitar. Demonstrasi lapangan menunjukkan bagaimana batang buah naga yang selama ini terbengkalai dapat diolah menjadi serat halus sebagai campuran pakan unggas.

“Selama ini, limbah batang buah naga hanya dibiarkan menumpuk dan tidak dimanfaatkan. Melalui inovasi ini, kami ingin menunjukan bahwa limbah bisa punya nilai tambah sekaligus menjadi solusi bagi peternak yang kesulitan membeli pakan komersial,” kata Gabriela Elsandika, M.Si., Ketua Tim Ngolah Limbah Pengabdian Masyarakat Universitas Palangka Raya, dalam wawancara Minggu (24/8/2025) .

Teknologi Tepat Guna untuk Petani Lokal

Gabriela menjelaskan, penggunaan tenaga surya pada mesin pencacah memberikan keuntungan ganda. Selain memangkas biaya operasional, teknologi ini mendukung prinsip energi terbarukan yang ramah lingkungan. “Energi surya bisa dimanfaatkan secara luas, terutama di daerah dengan akses listrik terbatas. Dengan begitu, teknologi ini bisa lebih merata digunakan petani di berbagai wilayah,” ujar Dosen Prodi Fisika FMIPA Universitas Palangka Raya tersebut.

Tim NGOLAH LIMBAH terdiri dari lintas disiplin ilmu, melibatkan dosen dari Prodi Fisika FMIPA, Prodi Peternakan, serta mahasiswa. Sinergi ini tidak hanya menghasilkan alat pencacah yang aplikatif, tetapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran di mana masyarakat bisa langsung mencoba dan merasakan manfaat teknologi.

Bagi petani, pelatihan ini memberi peluang baru dalam mengatasi mahalnya harga pakan. Mereka menilai solusi berbasis limbah lokal ini bukan hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga membuka alternatif ekonomi yang menjanjikan.

“Harapan kami, pelatihan seperti ini tidak berhenti sampai di sini. Semakin banyak masyarakat yang menguasai teknologi tepat guna, semakin besar peluang peningkatan kesejahteraan ekonomi berbasis sumber daya lokal,” tegas Gabriela.

Program pengabdian masyarakat ini terlaksana dengan dukungan Hibah Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *