Siap Menginap di Rumah Sakit, Mas Ibin Gencarkan Reformasi RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Headline, Kesehatan19 Dilihat

KafeBerita.com, Blitar – Pemerintah Kota Blitar dibawah kepemimpinan Walikota Syauqul Muhibbin bergerak cepat dalam mereformasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo. Perombakan besar dilakukan sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat agar rumah sakit ini menjadi rujukan utama di kawasan Blitar Raya.

Pada Senin (2/6/2025), Walikota Blitar yang akrab disapa Mas Ibin menunjuk dr. Bernard Theodore Ratulangi Sp.PK sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Mardi Waluyo, dari direktur sebelumnya yang pensiun. Penunjukan ini disampaikan langsung oleh Mas Ibin saat memperkenalkan Plt Direktur baru kepada manajemen rumah sakit sekaligus menyampaikan gagasan strategis terkait pembenahan rumah sakit tersebut.

“Manajemen rumah sakit ini harus kita tata ulang. Kita mulai dari SDM, sistem keuangan, sampai penguatan peran BLUD,” ujar Mas Ibin di hadapan awak media saat itu.

Mas Ibin tidak hanya datang sebagai kepala daerah, tetapi juga sebagai pembina kepegawaian yang merasa bertanggung jawab penuh atas kondisi rumah sakit tersebut. Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota Blitar tengah menunggu izin resmi dari Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan rotasi dan mutasi pejabat struktural di lingkungan RSUD.

“Kami sedang menunggu izin dari Kemendagri. Begitu turun, rotasi dan mutasi akan langsung kami lakukan. Ini bagian dari penyegaran sekaligus efisiensi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jumlah tenaga kerja di RSUD saat ini perlu dievaluasi agar seimbang dengan kapasitas dan beban layanan rumah sakit. Menurutnya, meski rumah sakit bersifat publik, rasionalisasi SDM tetap harus dilakukan demi pelayanan yang lebih optimal.

“Kita siapkan perombakan besar. SDM-nya akan kita evaluasi. Kalau perlu dikurangi, ya akan dikurangi. Ini untuk efisiensi dan profesionalitas,” tegas Mas Ibin.

Selain perubahan di level manajemen, komitmen perbaikan juga mencakup peningkatan fasilitas, penataan ulang sarana prasarana, serta penerapan sistem kerja berbasis reward and punishment .

Mas Ibin menilai, tanpa sistem pengawasan yang ketat dan budaya kerja yang terukur, rumah sakit sulit berkembang.

“Sebelum bicara marketing, kita benahi dulu pelayanan dan fasilitasnya. RSUD Mardi Waluyo harus jadi rujukan utama, tidak hanya di Kota Blitar, tapi juga di kawasan Blitar Raya,” tandasnya.

Yang lebih mengejutkan, Mas Ibin bahkan menyatakan dirinya akan berkantor di RSUD Mardi Waluyo selama proses transformasi berlangsung. Ia menyebut, pengawasan langsung adalah bentuk kesungguhan dan tanggung jawabnya sebagai kepala daerah.

“Minggu ini saya akan siapkan ruang kerja di rumah sakit ini. Saya ingin setiap langkah perubahan bisa saya kawal langsung. Ini bukan wacana, ini komitmen,” ucapnya mantap.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Mardi Waluyo, dr. Bernard Theodore Ratulangi, menyampaikan kesiapannya untuk mengemban amanah yang diberikan. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan jajaran manajemen untuk segera menyusun langkah kerja konkret dalam waktu dekat.

“Kami siap bekerja cepat dan tepat. Kami butuh dukungan dari semua elemen rumah sakit agar transformasi ini tidak hanya jadi rencana, tapi benar-benar bisa dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Langkah ini menjadi sorotan luas, terlebih mengingat kondisi keuangan RSUD Mardi Waluyo yang sempat kolaps, dengan utang mencapai Rp12 miliar dan adanya tunggakan jasa pelayanan tenaga kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *